Beruntungnya Punya Kebun Karet

Sepuluh Tahun Mendatang, Harga Karet Meningkat Lima Kali Lipat.

Berikut kami kumpulkan beberapa analisa dari berbagai sumber untuk mengkuatkan prediksi diatas :
1. Karet alam di India defisit.
Ketua Asosiasi Industri Karet India Vinod Simon memperkirakan defisit karet alam di India kemungkinan akan meningkat menjadi 840.000 ton pada tahun 2020 nanti. Jumlah ini melonjak 20,83% ketimbang perkiraan defisit karet alam India pada tahun 2011 yang sebesar 175.000 ton. Bahkan pada tahun 2015 kekurangan karet alam di India kemungkinan sekitar 687.000 ton. Seperti dikutip Bloomberg akhir tahun 2010.
Negara India yang merupakan salah satu negara konsumen karet terbesar di dunia selain China hingga November lalu produksi karet di India mencapai 88.500 ton, lebih rendah ketimbang periode yang sama tahun lalu yang mencapai 93.500 ton. sementara itu, berdasarkan data dari Dewan Karet India menyatakan impor karet selama delapan bulan hingga 30 November lalu mencapai 143.468 ton. dari jumlah itu, sekitar 139,321 ton adalah pembelian dari perusahaan ban.
2. Penjualan mobil dan produk perawatan kesehatan terus meningkat
Menurut Anand James Kepala Analis geojit Comtrade Ltd, perkiraan meningkatnya permintaan karet alam di India ini dilatarbelakangi oleh naiknya permintaan berbagai komoditas sebagai akibat dari pertumbuhan ekonomi dan belanja infrastruktur pemerintah. Defisit karet alam bisa berlangsung lebih lama dari yang dibayangkan dengan gambaran penjualan mobil terus meningkat akibat pertumbuhan ekonomi, dan pertumbuhan populasi juga meningkatkan permintaan untuk produk perawatan kesehatan seperti sarung tangan dan kondom.
Simon memberi gambaran, dengan asumsi pertumbuhan ekonomi sebesar 8,9% per tahun, maka konsumsi karet di India kemungkinan akan naik dari 980.000 ton pada tahun ini menjadi 1,89 juta ton pada tahun 2020. Meski begitu, rupanya produksi karet di India tidak bisa mengimbangi pertumbuhan permintaan ini. Akibatnya, India harus mengimpor karet dari negara lain. Tahun ini saja, kemungkinan impor karet India mencapai 100.000 ton.
3. Terdapat masalah pada pasokan akibat cuaca  buruk
Menurut Ker Chung Yang, analis investasi Phillip Futures harga karet di pasar dunia makin terus meningkat, selain terdapat masalah pada pasokan dari Thailand dan Indonesia akibat cuaca  buruk, permintaan akan bahan karet dari China masih kuat karena tingginya penjualan mobil.
4. Tingginya permintaan China
Hal ini membuat harga karet kembali mencatat rekor harga. Harga karet di Tokyo Commodity Exchange naik 1,3 % untuk kontrak pengiriman Juni menjadi 460,4 per kilo (sekitar US$ 5.551 per metrik ton). Sepanjang bulan Januari ini harga karet alam mengalami kenaikan hingga 11 %. Sedangkan tahun lalu, harga karet sudah mengalami kenaikan 50%. “Permintaan pasar sangat tinggi karena permintaan dari China yang kuat,” kata Ker Chung Yang, analis investasi dari Phillip Futures kepada Bloomberg (17/1)
5. Industri ban di India melakukan ekspansi.
Menurut Ketua Dewan Karet Indonesia Azis Pane kepada Tabloid Kontan akhir pekan lalu menyatakan permintaan karet di India memang mengalami peningkatan, tahun 2011 saja permintaan karet di India untuk sektor industri ban bisa meningkat sekitar 10% – 17%. Hal ini disebabkan karena ada beberapa industri ban di India yang melakukan ekspansi.
Ekspansi ini dilakukan untuk mengantisipasi permintaan dari industri otomotif di India yang diperkirakan terus naik pada beberapa tahun ke depan. Meningkatnya permintaan karet India tentu saja akan berpengaruh pada harga karet dunia. Apalagi, saat ini India tidak lagi mengandalkan produksi dalam negerinya.
6. Target penjualan mobil India tumbuh dua kali lipat
Pemerintah India pada tahun 2015 mendatang juga telah mematok penjualan mobil tumbuh dua kali lipat menjadi 3 juta unit per tahun. Bridgestone dan produsen ban pesaingnya di India seperti Apollo Tyres Ltd dan MRF Ltd telah menginvestasikan dana sekitar US$ 3 miliar untuk memenuhi permintaan ban. Asosiasi produsen ban dan otomotif di India memperkirakan akan memperluas kapasitas produksi ban 10% pada Maret mendatang menjadi 106 juta ban. (jw/jiputro.net)
Sumber :
-          Bloomberg
-          Harian kontan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar